Coco Soapworks Artisan Handmade Soap - Honey Tujju Kombucha

Hi! Welcome back to my humble blog \(*^▽^*)/
Kali ini aku mau menulis pengalamanku menggunakan sebuah produk artisan handmade soap yang kudapatkan sekitar dua minggu lalu untuk di-review. Tenang, review-nya tetap akan jujur bin honest kok, sesuai pengalamanku selama menggunakan sabun ini (´▽`)

Apa sih artisan handmade soap itu?
Secara umum artisan handmade soap mengacu pada sabun produksi tangan sendiri. Beda sabun ini dengan sabun lain yang ada di pasaran terletak pada bahan-bahan yang digunakan. Biasanya sabun pabrikan yang ada di pasaran mengandung syntethic detergent seperti SLS/SLES sebagai bahan pembusa. Tujuannya agar sabun berbusa banyak dan daya membersihkannya kuat. Minusnya, kebanyakan sabun dengan bahan SLS/SLES membuat kulit lebih kering dan dapat juga menimbulkan gatal. Biasanya agar terasa lebih lembut, ditambahkan glycerin dan bahan-bahan lainnya agar kulit terasa tidak terlalu kering.

Artisan handmade soap biasanya menggunakan bahan yang lebih alami, yaitu dengan cara memberikan larutan alkali pada minyak, sehingga jadilah sabun. Busa yang dihasilkan bervariasi, tergantung dari jenis minyak yang digunakan. Misalnya, sabun yang terbuat dari bahan olive oil yang dominan menghasilkan busa yang sangat sedikit, namun sangat lembut di kulit yang sangat kering sekalipun. Sedangkan sabun yang bahannya didominasi oleh coconut oil, biasanya menghasilkan busa yang lebih banyak, sehingga cocok digunakan oleh pemilik kulit berminyak.
Dalam artisan handmade soap juga ditambahkan berbagai macam minyak esensial dan bahan-bahan lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan kulit.
Oh iya, dalam proses pembuatan handmade soap, terbentuk glycerin secara alami, sehingga kulit terasa lebih lembut.

Sabun seperti ini juga biasanya dibuat tanpa bahan pengawet lho. Makanya lebih baik setelah digunakan disimpan di tempat yang kering untuk menjaga keawetan sabun. Alasan lainnya juga karena sabun seperti ini biasanya lebih lembek daripada sabun pabrikan, lebih mudah meleleh.
Kalo kamu belum pernah menggunakan artisan handmade soap, aku sarankan sekali-kali coba deh icip-icip, seriusan rasanya lebih enak di kulit (´ ∀ ` *)

Back to the review, sabun yang akan aku review adalah...
Artisan Handmade Soap
Honey Tujju Kombucha

Diambil dari websitenya (dan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan seenak jidat *plakk*):
"Coco Soapworks adalah produk yang berasal dari alam. Produk kami bertujuan untuk memberikan pengalaman terbaik dan momen penuh makna untuk kepuasan anda. Kami hanya memberikan produk alami untuk anda nikmati. Produk kami aman, nyaman, dan kami percaya setelah anda mencoba produk kami, brand kami akan menjadi pilihan pertama anda."
Seems very confident and interesting, eh? (★ฯ‰★)

What the product claims:
"Cocok untuk semua jenis kulit, terutama kulit kering. Sabun ini terbuat dari teh kombucha dengan essential oil lemongrass (serai) dan madu. Minyak serai adalah pembersih yang efektif untuk semua jenis kulit; mempunyai sifat antiseptik dan astringen membuat minyak serai dipadukan dengan madu alami sangat baik untuk mendapatkan kulit yang merata dan bercahaya. Kandungan minyak nabati seperti minyak zaitun dan minyak kelapa dipercaya dapat melembutkan kulit. Sabun kami terbuat dari minyak dan bahan alami, pewarna dan pewangi yang aman, tidak mengandung SLS / parabens / bahan kimia yang berbahaya. Agar sabun tahan lama, harap disimpan di tempat kering setelah dipakai." *Setiap sabun tidak akan sama persis, karena ini produksi "handmade".

Sabun Coco Soapworks dibuat dengan cara hot-processed.

Ingredients list:
Bisa dilihat pada ingredients listnya, sabun ini memang mengandung kombucha dan madu yang baik untuk pemulihan kulit berjerawat (walaupun madunya di urutan bontot...).
Baidewei, kombucha biasanya disebut mushroom/fungus tea, karena terbuat dari teh hitam/hijau manis yang difermentasikan menggunakan SCOBY (symbiotic culture of bacteria and yeast). Lihat benda mengambang pada gambar di bawah?
Iyes, itu si SCOBYwithout Doo.
(lalu digampar karena pun receh)

Kombucha ini biasanya diminum dengan/tanpa penambahan bahan lain agar rasanya lebih enak. Asal-usulnya tidak diketahui, tapi teh ini secara tradisional dikonsumsi oleh penduduk Timur Laut Cina, namun juga umum dikonsumsi di Rusia dan Eropa Timur. Biasanya mereka mengkonsumsi teh ini untuk kesehatan.

Jujur, aku auto-keringat dingin begitu mengetahui kalau sabun ini produk fermentasi yang juga mengandung saccharomyces cerevisiae, karena aku sudah beberapa kali menggunakan skincare yang mengandung saccharomyces dan galactomyces......berakhir dengan jerawat breakout disertai bintik-bintik merah gatal. Pitera-nya SK-II juga membuat wajahku breakout. So...yeah, I'll use this with great caution LOL.
Sedih yak, kulit wajahku ini suka mencari keributan dengan bahan-bahan yang sebenarnya cakep untuk kulit sensitif seperti aloe vera dan oat (╥﹏╥)

Produk ini juga masih mengandung fragrance, jadi untuk kamu yang berkulit super-duper-hyper sensitive with fragrance, use it with caution.

Dilihat dari urutan minyak di ingredients list-nya, aku merasa nampaknya sabun ini akan lebih cocok untuk pemilik kulit normal-berminyak daripada kulit kering (seperti klaimnya). Jadi kita lihat saja ya bagaimana rasanya ketika digunakan di kulitku, yang tipe kulit wajahnya oily-sensitive-acne prone-dehyrated, dan kulit badannya normal.

Size:
90-100 gr
Gede euuuy~~
(produk sabun handmade memang biasanya ukuran dan penampakannya tidak sama persis sama antara satu batch dengan batch lainnya)

PAO:
Produk handmade biasanya tidak ada PAO-nya. Selama disimpan di tempat yang kering dan tidak terpapar panas atau cahaya matahari yang berlebihan, biasanya akan bertahan lama kok.
Oh ya, sabun ini estimasi pemakaiannya 14-20 hari, tergantung kamu pakai hanya untuk di wajah atau untuk wajah+badan.

Price:
45.000 IDR
(mengacu pada harga di website)

My experience with this product:
Agar penggunaannya lebih efisien (pelit), sabun ini aku potong menjadi lima bagian. Soalnya biasanya sabun handmade teksturnya cenderung lebih lembek daripada sabun pabrikan, jadi cepat meleleh bila terkena air. Eh tidak tahunya ternyata ga selembek dugaanku wkwkwk. Mungkin karena jumlah palm oil yang digunakan lebih banyak daripada coconut oil dan olive oil, beserta beeswax yang juga ditambahkan ke dalam sabun, sehingga teksturnya lebih padat (walau tidak sekeras sabun pabrikan). Harusnya tak kupotong sebanyak ituuu~ ( ̄▽ ̄*)ใ‚ž
     Ketika menggunakan sabun ini di badan (kulit badanku cenderung normal), aku merasa sabun ini mampu membersihkan kulit dengan baik. Kulit terasa lembut dan tidak kering, dan juga tidak ada sensasi licin menggangu. Ketika digunakan di wajah, aku merasa sabun ini mampu membersihkan sebum di wajahku dengan efektif tanpa membuatnya terasa kering walau tidak langsung ditimpa hydrating toner. Kulit juga terasa lembut dan teksturnya membaik setelah aku menggunakannya selama dua minggu. Padahal biasanya kalau cuaca sedang panas seperti yang terjadi belakangan ini, kulit wajahku biasanya dihiasi beruntusan yang cukup banyak, terutama di area dahi seputaran alis.

     ...and there's no breakout rearing it's ugly head, fortunately. Phew!

     Sesuai dugaanku sebelumnya, menurutku sabun ini lebih cocok digunakan untuk pemilik kulit normal-berminyak daripada pemilik kulit kering. Untuk yang kulitnya sangat kering, sepertinya akan lebih cocok menggunakan sabun dengan komposisi olive oil yang lebih tinggi, seperti varian Faux Savon De Marseille, yang terbuat dari 72% olive oil.
     Eh iya, supaya gak ada yang salah paham...aku menggunakan serangkaian skincare lain selain sabun ini. Karena agar kulit dapat tetap sehat dan kece, sabun saja tidak cukup.

...because there's no miracle soap that can treat every skin problem.

     Ada satu hal yang kurang kusuka....wanginya nyengat banget euy. Mungkin karena sabun ini dibungkus di plastik yang kedap udara kali ya, ketika aku pakai potongan pertama wanginya nempel banget di kulit wajah dan menusuk hidung. Wanginya sendiri aku suka sebenarnya, wangi lemongrass (sereh, mungkin dari lemongrass essential oil yang ditambahkan ke dalam sabun ini) dan ada wangi woody-nya juga. Aku suka wangi tajam seperti ini untuk produk tubuh, tapi tidak dengan produk wajah (prefer it to be scentless/softly scented, actually). Tapi setelah lewat seminggu, wanginya sudah tidak setajam jika dibandingkan dengan awal dibuka itu sih, jadi lebih nyaman digunakan.




The Conclusion
Pros:
  • Daya membersihkannya bagus, wajah bebas dari sisa kotoran dan sebum dengan efektif (tetap double cleansing di malam hari ya agar sisa skincare/makeup/kotoran bersih tuntas)
  • Tidak membuat kulitku kering setelah mencuci muka, malah membuat kulit terasa halus dan kenyal (oily-sensitive-acne prone, dehydrated)
  • Membuat tekstur kulit lebih halus
  • Mencegah dan mengurangi timbulnya beruntusan
Cons:
  • Mungkin kurang cocok digunakan untuk pemilik very dry skin
  • Untuk yang suka scentless soap, sabun ini wanginya agak menyengat (setelah sekitar seminggu intensitas wanginya berkurang, tetapi tetap ada
Ternyata performanya di kulitku bagus, jadi pengen icip varian lain. Hmm...

Permisi, numpang narsis dulu ya ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
Produk complexion cuma foundation sheer to light coverage aja, muka keliatan udah rapih. Soalnya tekstur kulitnya jadi bagus ๐Ÿ˜ 





Kalian bisa mendapatkan produk ini di:
Official Website
Facebook
Instagram
Shopee





See you again next time! Thanks for reading my blog (´。• ฯ‰ •。`) ♡



References:


Comments

Popular posts from this blog

Kitoderm Vitamin C 15% Serum

Pond's Glitter Glow Cream vs. Pond's Instabright Glow Up Cream (Review & Comparison)

Sweet Tutty Fruity Blue 3T